Jumat, 10 April 2015

MAKALAH KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN



PENDAHULUAN

            1.1    Latar Belakang

      Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “Baik dan Benar” dalam bahasa indonesia. pastinya banyak orang yang bertanya “bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar itu?”. Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar, oleh karena itu saya akan memberikan sedikit penjelasan. Bahasa Indonesia yang baik tentunya yaitu bahasa yang sesuai dengan konteks, sedangkan bahasa Indonesia yang benar yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan EYD. Tetapi dalam suatu penulisan bahasa, bahasa yang baik dan benar itu bahasa yang mempunyai keterkaitan dalam 9 aspek penting yaitu:
1.
Ragam Bahasa
2. Ejaan Yang Disempurnakan
3. Diksi
4. Kalimat Efektif
5. Alinea / Paragraf
6. Perencanaan penulisan karangan ilmiah
7. Kerangka karangan
8. Kutipan dan Sistem Rujukan
9. Abstrak dan Daftar pustaka





      Salah satu aspek di dalam penulisan bahasa adalah tentang kutipan dan sistem rujukan. Kutipan dan sistem rujukan sangat berperan penting dalam sebuah penulisan bahasa terutama dalam pembuatan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu bentuk pengabdian seseorang kepada keabadian perubahan. Melalui tulisan karyailmiah, seseorang sedang menginformasikan ide, argumentasi ataupun temuan dari hasil kegiatan ilmiah kepada pembaca. Dengan membaca tulisan karya ilmiah, pembaca memperoleh sejumlah informasi untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari. Untuk itu, penulisan karya ilmiah mempunyai fungsi transformasi dan kreasi ilmiah untuk merubah perilaku individu maupun masyarakat.
      Penulisan karya ilmiah harus diawali oleh serangkaian kegiatan ilmiah, sehingga isi tulisan karya ilmiah merupakan pengetahuan yang “sahih” (valid). Kegiatan ilmiah merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh fakta,konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan menyolusikan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, karya ilmiah berisikan akumulasi pengetahuan yang berupa fakta, konsep, generalisasi.
      Sangat beralasan apabila penulisan karya ilmiah dipandang sulit, selain kesulitan dari aspek isi yang harus dituliskan, kesulitan lain berkaitan dengan aspek proses penulisan. Dalam proses penulisan karya ilmiah, penulis harus memiliki kiat-kiat atau strategi meracik isi tulisan dalam norma-norma kaidah kebahasaan serta mekanisme psikofisik untuk mengendalikan produktivitas yang kontekstual oleh karena itu, isi karya ilmiah dipengaruhi juga keterampilan penulis dalam meracik bahasa tulis melalui proses pengendalian psikofisik sesuai dengan konteks.



      Diluar kesulitan tersebut, masih ada kesulitan yang berkaitan dengan pengutipan dalam tulisan karya ilmiah. Akibat kesalahan dalam pengutipan dapat menjadi plagiat sehingga karya tulis itu tidak dapat dipandang ilmiah lagi. Harus diakui bahwa perbedaan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang merupakan realitas yang harus dijaga namun karya ilmiah yang sama dihasilkan oleh orang yang berbeda itu harus ada dalam realitas. Untuk menjaga perbedaan kualitas karya ilmiah, seseorang harus memiliki keterampilan meracik kutipan, sama dengan keterampilan seseorang dalam meracik bumbu masakan.
      Keterampilan meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Dimiliki apabila seseorang belajar dan berlatih meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah dan teori yang telah dihasilkan dari berbagai kegiatan ilmiah untuk memahami fenomena dan menyolusikan masalah saat ini dan masa datang.
     







 

           

            1.2    Rumusan Masalah

      Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah kajian tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia ?
2.      Bagaimanakah kajian tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia ?
3.       Apakah fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah ?


            1.3    Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengkaji tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia.
2.      Untuk mengkaji tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia.
3.      Untuk mengetahui fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah.





BAB II

PEMBAHASAN

            2.1    Pengertian Kutipan

      Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
      Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
      Menurut pendapat Wasty (1994:33) kutipan merupakan sebuah pengambilan konsep atau pendapat dari orang lain sebagaimana yang tertulis dalam karya tulisnya. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.
Dari berbagai perspektif diatas dapat disimpulkan kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis.



            2.2    Fungsi Kutipan

Fungsi kutipan diantaranya :
1.      Untuk menegaskan isi uraian.
2.      Untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis,
3.      Untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan penulis,
4.      Untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan,
5.      Untuk menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan dibahas, dan
6.      Untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri (plagiat).
      Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.
Menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.

            2.3    Prinsip-prinsip mengutip

      Dalam mengutip harus diperhatikan prinsip-prinsip mengutip, termasuk menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
        
      Agar tulisan tersusun menjadi satu himpunan, penulis hendaknya tidak terlalu banyak mengutip.
1.      Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat menyesuaikan kutipan dengan sumber aslinya.
2.      Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
3.      Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
4.      Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
5.      Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda :
[. . .. ] atau [ sic].
6.      Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
Contohnya :
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’        
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:       
         Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.
         Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya. 

            2.4    Jenis Kutipan

1)      Kutipan Langsung
      Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
Kutipan Langsung dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Kutipan langsung yang tidak lebih dari 4 baris.
      Ditulis menyatu dengan teks,  diapit tanda petik, jarak tulisan antara baris dengan baris 2 spasi, Pada akhir kutipan diberi nomor penunjukan setengah spasi ke atas, dan diberi catatan kaki.( Catatan kaki ialah catatan pada kaki halaman untuk menerangkan sumber kutipan yaitu nama pengarang, judul buku, jilid berapa, cetakan keberapa, halaman berapa, nama penerbit, kota tempat buku sumber diterbitkan dan tahun penerbitan). Sumber kutipan ditulis di antara tanda kurung.

b.      Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris.
      Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi, jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi, kutipan itu boleh diapit tanda kutip boleh juga tidak, pada akhir kutipan dibubuhi nomor penunjukan, seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan.


2)      Kutipan Tidak Langsung
      Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.

            2.5    Cara Membuat Kutipan

      Berikut ini beberapa teknik pencantuman sumber kutipan. Penulis bisa memilih beberapa cara di antaranya sesuai kebutuhan. Teknik tersebut adalah:
1.      Cukup ditulis nama penulis, tahun penerbitan, dan halamannya.
·         Kutipan langsung. Misalnya: “Perilaku seks adalah segala tingkahlaku yang didorong oleh hasrat seksual”. (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, 1994 : 137).
·         Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (1994 : 137) berpendapat bahwa, perilaku seks adalah segala tingkah-laku yang dirorong oleh hasrat seksual.
2.      Cukup dinulis nama penulis, penerbit dan tahun penerbitan.
·         Kutipan langsung. Misalnya: Perilaku seks menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (Raja Grafindo Persada: 1994) adalah: “Perilaku seks adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual”.
·         Kutipan tidak langsung. Misalnya: Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual. (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Raja Grafindo Persada :1994).



3.      Cukup ditulis nama penulis dan buku karangannya.
·         Kutipan langsung. Misalnya : Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat: “Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual.”
·         Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat bahwa perilaku seksual adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual.
       

      Tiga teknik tersebut adalah di antara teknik yang paling sering digunakan. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
Bila penulis lebih dari tiga orang, cukup menulis nama penulis yang pertama diikuti dengan tulisan”et al” (et al = dan kawan-kawan).
Bila sumber itu kumpulan tulisan, tulis nama orang atau badan yang mengedit, diikuti dengan “ed” (ed = editor).
      Bila sumber itu terjamahan, ditulis pula nama penulis aslinya, tetapi di belakangnya ditulis nama penerjamahnya. Judul buku yang ditulis boleh judul asli atau terjamahan.
Bila sumber itu tidak diketahui nama pengarangnya, ditulis nama sumbernya (penanggung jawab) kemudian ditulis data lainnya.
Bila sumber itu surat kabar atau majalah, maka ditulis judul artikel, nama surat kabar atau majalah, tanggal/bulan/tahun penerbitan.






        

            2.6    Sistem Rujukan

      Yang dimaksud Sistem Rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan karya ilmiah, yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang penulis untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya.
Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis
1.      Menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas.
2.      Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain,
3.      Meminjam tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber,
4.      Menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
5.      Menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum, dan
6.      Merujuk pada bagian lain pada teks.
      Sebenarnya, setiap bidang ilmu memiliki sistem perujukannya masing-masing. Sistem perujukan ilmu kedokteran berbeda dengan sistem perujukan ekonomi atau teknik. Akan tetapi, ada dua sistem perujukan sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar kutipan, yaitu Sistem Catatan dan Sistem Langsung.
1.      Sistem catatan (note-bibliography)
      Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan format Chicago. jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk sumber pertama. Singkatan itu ialah
a.      Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.
b.      Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari buku namun diselingi perujukan lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
c.       Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain.
Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’.  Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.

2.      Sistem langsung (parenthetical-reference)
      yang menempatkan informasi mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka.
      Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan diuraikan dalam modul ini, yakni format MLA(The Modern Language Association) dan format APA(American Psychological Association). Kedua format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora. Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.
   Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA.

JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
SATU PENULIS
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press, 2000.
Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.
DUA PENULIS
Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
Widyamartaya, Al., dan Sudiati , V. (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

TIGA PENULIS
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

LEBIH DARI TIGA PENULIS
Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
Atau
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Atau
Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

LEBIH DARI SATU EDISI
Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York: The Modern Language Association of America, 1999.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.
Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers of Research Papers. (Ed. ke-5). New York: The Modern Language Association of America.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.





PENULIS DENGAN BEBERAPA BUKU
MLA: pencantuman buku didasarkan urutan tahun terbit.
APA: pencantuman buku didasarkan abjad judul buku.

Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.
- – -. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
Atau
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
- – -. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.
Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa I ndah.








JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
PENULIS TIDAK DIKETAHUI/ LEMBAGA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, 2002.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. (2002). Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press.
BUKU TERJEMAHAN
Creswell, John W. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah. Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press, 2002.
Atau
DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto. Eds. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif terj. dr. John Creswell. Jakarta: KIK Press, 2002.
Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press.
Atau
Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Jakarta: KIK Press.
BUKU DENGAN PENYUNTING/ EDITOR
Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.
Atau
Ihromi, T.O., ed. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.
Ihromi, T.O. (peny.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.
Atau
Ihromi, T.O. (ed.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.


SERIAL/ BERJILID
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of  Music and Musicians.Vol. 15. London: Macmillan, 1980.
Atau
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan, 1980.
Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan.
Atau
Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians (Vol. 15, hlm. 3—66). London: Macmillan.
JURNAL
Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan.” Antropologi Indonesia 56 (1998): 13—19.
Molnar, A. (1998). Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13—19.
MAJALAH
Asa, Syu’bah. “PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.” Tempo, 5—11 Juli 2004, 38—39.
Syifaa, Ika Nurul. “Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?”Femina, No. 30, 22—28 Juli 2004, 54—55.
Asa, S. (2004, 5—11 Juli). PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.Tempo, 38—39.
Syifaa, I. N. (2004, 22—28 Juli). Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?Femina, No. 30, 54—55.

       
JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
SURAT KABAR
Suwantono, Antonius. “Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.”Kompas, 24 Des. 1995, 11.
“Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar.” Kompas, 23 Des. 1995, 13.
“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali.”  Tajuk Rencana (editorial).Kompas, 22 Des. 1995, 4.
Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa. (1995, 24 Desember). Kompas, 11.
Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar. (1995, Desember 23). Kompas, 13.
Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.

DOKUMEN PEMERINTAH
Biro Pusat Statistik.  Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS, 1993.
Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS.
NASKAH YANG BELUM DITERBITKAN
Ibrahim, M.D., P. Tjitropranoto, dan Y. Slameka. “National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.” Makalah tidak diterbitkan, 1993.
Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to Indonesia”. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok, Maret 1996.

Ibrahim, M.D., Tjitropranoto, P.,  dan Slameka, Y. (1993). National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.  Makalah tidak diterbitkan.
 Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of Multiculturalism to Indonesia. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok.

      Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar). Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan buku, hanya tempat, nama, dan tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-unsur itu mengikuti tata cara penulisan di Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi Internet adalah
a.       Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
b.      Judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip,
c.       Judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics).
d.      data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu  akses dilakukan.


Contoh pengutipan rujukan dari internet.
1.  Dari WWW
Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet. http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html  (10 Feb. 1996)
2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui FTP)
Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996)  
3. Dari ratron (surat elektron, e-mail)
Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.” Mediamoo@media.mit.edu (20 Des. 1994)
4. Dari komunikasi lisan sinkronis (chatting), nama teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya, wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam tanda kurung.
Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777  10 Feb 1996)


        




            2.7    Fungsi Kutipan dan Rujukan dalam Karya Ilmiah

      Di dalam penulisan karya tulis ilmiah terkadang penulis memerlukan beberapa kutipan yang perlu dibahas, ditelaah, dikritik, dan dipertentangkan atau diperkuat. Kutipan itu bisa berbentuk pendapat, konsep, atau hasil penelitian. Namun demikian, sebaiknya penulis mengutip kalau diperlukan saja supaya tulisan itu tidak dipenuhi dengan banyak kutipan. Di samping itu, seorang penulis harus mampu mempertanggungjawabkan ketelitian dan kecermatan kutipan yang diambil, khususnya kutipan tidak langsung.
      Gagasan yang dituangkan penulis dalam sebuah karya tulis ilmiah perlu dibedakan antara gagasan orisinal penulis dengan gagasan penulis lain yang dijadikan rujukan. Ini perlu dilakukan agar terhindar dari kesan bahwa penulis menganggap pendapat, konsep, dan hasil penelitian yang dirujuknya itu sebagai miliknya.
      Oleh sebab itu, fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain:
(1) sebagai landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh penulis lain (Akhadiyah dkk., 1997: 182).
Selain itu, fungsi kutipan dalam tulisan antara lain:
(1) untuk menunjukkan kepada pembaca  sumber informasi  bagi pernyataan ilmiah pada tulisan yang dibuat penulis, (2) untuk memenuhi kode etik  yang berlaku sebagai penghargaan atas tulisan pakar, tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks, dan (3) untuk r
ujukan silang, yaitu untuk menunjukkan bagian/ halaman mana yang dibahas sama pada tulisan tersebut. Sedangkan rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.  


BAB III

PENUTUP

            3.1    SIMPULAN

      Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1.      Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat baik tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya. 
2.      Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.
3.      Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya ilmiah.

3.2        SARAN

      Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi saya dalam membuat makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan.



 

DAFTAR  PUSTAKA

1.      Khairunnisa,Anis. “Makalah Kutipan dan Sistem Rujukan “ http://makalah-ankasa.blogspot.com/2013/09/makalah-kutipan-dan-rujukan_29.html  ( 14 Maret 2015 )
3.      Anggarie,Antya “Definisi, Fungsi, Macam dan Cara Penggunaan Kutipan dan Catatan Kaki” http://antyanggarie.blogspot.com/2013/01/definisi-fungsi-macam-dan-cara.html ( 14 Maret 2015 )
4.      Yasin,Muhammad. “Rujukan dan Kutipan Bahasa Indonesia” https://omdompetaub.wordpress.com/tag/kutipan-dan-sistem-rujukan/
(16 Maret 2015 )
5.      Suparni,Dra. 2009. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pt. Aditya MW.



SSEMOGA BERMANFAAT =) ~Nha Nafis~